Minggu, November 18, 2007

ATURAN PAKAI TEH MAHKOTA DEWA:

  1. Ambil 1,5 sendok makan, tuangkan 1 gelas air panas
  2. Tambahkan gula secukupnya bagi yang tidak memiliki penyakit konta gula
  3. Biarkan hingga air gelas sampai berwarna coklat
  4. Minum pagi, Siang, Sore 1x1 gelas, Seyogyanya diminum selama 2 bulan berturut - turut.
" Segala Penyakit ada obatnya " ( Al Hadist )
kesembuhan terletak pada keistiqomahan kita memakan obat.

KESAKSIAN KISAH NYATA

“ Saya pernah menderita jantung campur darah tinggi. Berobat ke dokter belum cocok, lalu saya mengkonsumsi ramuan Mahkota dewa, kini saya sudah sembuh”
- NYOYA LAMURI ( Kampung Bahari Jakarta Utara )

Dosen sebuah PTN di purwokerto “ Kami menderita Kista pada indung telur. Sudah lebih 2 tahun ditangani dokter belum juga sembuh. Pada bulan Desember 2005 kami mendapat Teh Mahkota Dewa Produksi Salama Nusantara Yogyakarta. Kami mengkonsumsi rutin setiap hari. Beru mengkonsumsi dua bungkus, hasil pemeriksaa dokter ternyata penyakit kami dinyatakan sembuh total”.
- IBU DINI ( 28 Tahun )

“ Saya punya anak 3, semua sudah berkeluarga, umur semakin tua kami mengalami lemah syahwat, kira - kira enam bulan yang lalu, setelah minum Teh Mahkota Dewa secara rutin tiap hari selama satu pekan kami sehat dan hubungan dengan istri normal kembali”
- MUHIDIN HASAN (66 Tahun) Dusun Salam III Kulon Progo

Mahkota Dewa Musuh Baru Aneka Penyakit

Jakarta, Minggu


Dunia tanaman obat kini kedatangan “pendatang baru” yang lumayan hebat. Mahkota dewa namanya.

Ia bisa membuat penderita penyakit ringan macam gatal-gatal, pegal-pegal, atau flu, hingga penyakit berat seperti kanker dan diabetes, merasakan kesembuhan.

Mengetahui khasiat tumbuhan satu ini, mungkin Anda segera berminat menanamnya. Betapa tidak. Tanaman ini ternyata punya khasiat luar biasa. Ia bisa menyembuhkan gangguan kesehatan dari yang ecek-ecek hingga yang nyaris tak ada harapan sembuh. Kalau cuma pegal-pegal, sehari dua hari bakal hilang.

Flu?

Wah, itu tugas yang juga bisa dibereskan dalam sehari dua hari. Diabetes pun bakal takluk dalam beberapa bulan.

Bagaimana dengan kanker?

Meski butuh waktu bulanan, tanaman ini pun sanggup melawannya sampai titik darah penghabisan. Paling tidak itu berdasarkan pengalaman empiris banyak orang, termasuk yang merasa sembuh dari penyakit pada organ hati atau jantung, hipertensi, rematik, serta asam urat.

Untuk mengolahnya jadi obat pun sangat gampang. Cuma dengan menyeduh “teh racik” terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah, atau daunnya, bahan obat alami ini pun siap dipakai. Kalau enggak menghendaki rasa pahitnya, kita bisa sedikit bersusah payah mengolahnya menjadi ramuan instan. Rasanya ditanggung lebih sedap tanpa mengurangi khasiat.

Itulah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Tanaman yang kabarnya berasal dari daratan Papua ini di Jawa Tengah dan Yogyakarta dijuluki makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat, karena khasiatnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sementara, orang-orang dari etnik Cina menamainya pau yang artinya obat pusaka.

Dari alergi hingga kanker

  • Sebagian orang mungkin pernah sekadar melihatnya, sebagian lagi mendengar namanya pun tidak pernah.

Wajar bila selama ini sangat sedikit orang tahu mahkota dewa. Apalagi khasiatnya. Bahkan, di banyak lembaga penelitian yang menangani tumbuhan berkhasiat obat belum ditemukan hasil penelitiannya.

Sampai saat ini, setidaknya baru dr. Regina Sumastuti dari Jurusan Farmakologi, Universitas Gadjah Mada yang telah menelitinya. Itu pun masih terbatas pada pengujian terhadap efek antihistamin atau antialergi.

Padahal, kalangan keraton Solo dan Yogyakarta telah lama mengenalnya dan memanfaatkannya sebagai tanaman obat. Beruntung, lama-lama manfaat luar biasa ini bocor ke kalangan awam.

Sekarang, tanaman ini seakan turun dari langit sebagai “dewa penyelamat” orang sakit. Berbagai kesaksian dikemukakan mereka yang telah merasakan khasiatnya. Dalam buku Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa karya Ning Harmanto, ketua Kerukunan Wanita Tani Bunga Lily, yang menekuni pengobatan dengan mahkota dewa, ada 26 orang yang mengakui keampuhannya atau ditulis berhasil sembuh dari sakitnya berkat mahkota dewa.

Di antara mereka adalah Tuti Ariestyani Winata, yang setelah menjalani operasi pengangkatan kista di rahim, mengalami kemunduran kondisi tubuh. Badannya kurus, perutnya membuncit seperti sedang hamil tua, jari-jari kakinya menggemuk, tekanan darahnya naik-turun, dan Hb-nya sangat rendah.

Beberapa dokter yang dikunjunginya memberikan diagnosis berbeda. Ada yang mendiagnosisnya menderita kanker hati, sirosis hati, dan ada pula yang menyatakan dia menderita hepatitis kronis. Tak kunjung memperoleh kepastian penyakit yang dideritanya, atas saran Ning, Tuti akhirnya mengonsumsi air rebusan daging buah mahkota dewa. Setelah enam bulan, Tuti merasa sembuh dan kondisi tubuhnya membaik kembali.

Selain Tuti, Diana yang berdomisili di Bekasi menyatakan berhasil sembuh dari penyakit kanker di payudara kanannya setelah menjalani operasi dua kali lagi untuk membersihkan kanker di payudara kirinya.

Anna Winata di Bogor dan Retno di Bekasi juga merasakan sehat kembali dari sakit kanker rahim berkat mahkota dewa. Ny. Parlan di Balikpapan pun berhasil menormalkan kadar gula darahnya berkat tumbuhan obat ini.

Masih banyak lagi contoh keberhasilan yang lain. Sayangnya, yang tidak berhasil tidak pernah terungkap, sehingga tidak bisa diketahui penyakit apa yang tidak mampu dilawan tanaman berbuah merah menyala ini.

Selama ini daun dan buah mahkota dewa dimanfaatkan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, sebagai obat penyakit kulit, gatal-gatal, dan eksim. Penyakit tersebut ditandai dengan gejala gatal-gatal, pertanda adanya alergi terhadap agen tertentu yang mendorong sel-sel tubuh mengeluarkan histamin.

Soal kemampuan melawan penyakit kulit ini Sumastuti sudah membuktikannya. Dari penelitian secara in vitro menggunakan usus halus marmot, diketahui, memang benar daun dan buah mahkota dewa mempunyai efek antihistamin. Artinya, tanaman tersebut secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya sebagai obat gatal-gatal akibat gigitan serangga atau ulat bulu, eksim, dan penyakit lain akibat alergi.

Penelitian lain masih kita tunggu untuk membuktikan khasiat luar biasa seperti yang dirasakan beberapa orang di atas. Namun, cerita dari mulut ke mulut rupanya sudah membuat orang, terutama yang sakit berat dan umumnya hampir putus harapan, percaya. Maka, orang pun mulai beramai-ramai mencari bagian berkhasiat mahkota dewa.

Tak sedikit yang mencoba menanamnya di pekarangan rumah. Bahkan, ada yang melihat “wabah” ini sebagai peluang usaha untuk membudidayakan dan mengolahnya menjadi produk ramuan obat tradisional atau jamu dengan berbagai bentuk.

Dijadikan “teh”

  • Menanam mahkota dewa memang bukan perkara sulit. Tumbuhan, yang bisa hidup baik pada ketinggian 10 - 1.000 m dpl., ini bisa ditanam dari biji atau hasil cangkokan.

Meski penanamannya bisa di dalam pot atau langsung di tanah, pertumbuhannya akan lebih baik bila ditanam di tanah. Tanaman dari biji biasanya sudah berbuah pada umur 10 - 12 bulan. Yang berasal dari cangkokan, mestinya berbuah lebih cepat.

Buah inilah bagian yang paling banyak digunakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Dari ketiga bagiannya, yakni kulit dan daging buah, cangkang (batok biji), serta biji, yang dimanfaatkan umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya. Buah muda berwarna hijau dan yang tua berwarna merah cerah.

“Khasiat buah muda dan tua sama saja,” jelas Ning. Sayang, senyawa apa yang terkandung dalam bagian-bagian buah, masih belum terungkap secara detil. Cuma, Hutapea dkk. (1999), seperti dikutip Sumastuti, menyatakan, dalam daun dan kulit buah makuto dewo terkandung senyawa saponin dan flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin.

Ning menulis, dalam keadaan segar, kulit dan daging buah muda mahkota dewa terasa sepet-sepet pahit. Sedangkan yang sudah tua sepet-sepet agak manis. Jika dimakan segar akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Apa penyebabnya, belum diketahui dengan pasti. Karenanya, tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya dalam keadaan segar.

Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun, setelah diolah, bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah. Ia dapat mengobati penyakit berat macam kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.

Ada alasan mengapa biji mahkota dewa tidak dikonsumsi. “Bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah mati rasa,” tambah Ning. Karenanya, bagian ini cuma digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit.

Sudah tentu untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya sebagai obat, perlu pengolahan terlebih dulu. Bisa dijadikan buah kering, teh racik, atau ramuan instan. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan menjadikannya teh racik dan ramuan instan.

Bagian lain yang bisa dijadikan obat adalah batang dan daun. Menurut Ning dalam bukunya, batang mahkota dewa secara empiris bisa mengobati kanker tulang. Sedangkan daunnya bisa menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Cara memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya.

Jangan kaget. Begitu minum ramuan mahkota dewa, kita segera merasakan serangan kantuk. Efek ini normal. Efek lainnya adalah mabuk. Untuk menghilangkan efek ini dianjurkan untuk minum air lebih banyak. Untuk konsumsi selanjutnya, takaran mahkota dewa perlu dikurangi. Jika masih tetap mabuk, sebaiknya untuk sementara hentikan dulu. Di samping efek buruk tadi ternyata masih ada efek “baik”-nya. “Psst ... kadang-kadang kaum pria ada yang libidonya meningkat,” bisik Ning.

Menurut Ning, dalam proses menyembuhkan penyakit dalam atau penyakit serius macam kanker rahim, setelah pasien mengonsumsi seduhan mahkota dewa badannya bisa merasakan panas-dingin, bahkan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. “Ini merupakan proses pembersihan penyakit,” tulis Ning.

Penggunaannya bisa dalam bentuk ramuan tunggal bisa pula ramuan campuran. “Pencampuran dengan tumbuhan obat lain dimaksudkan untuk memperkuat khasiatnya dan menetralisir racun. Juga untuk mengurangi rasa tidak enaknya,” tutur Ning, yang mengaku sering melayani “resep” yang ditulis beberapa dokter.

Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa, menurut Ning, tidak bisa cepat membuahkan hasil. Pengobatannya perlu dilakukan beberapa kali. Bahkan untuk penyakit berat yang kronis perlu waktu lama. Yang perlu diperhatikan adalah takaran penggunaannya mesti tidak melebihi yang dianjurkan. Kalau takarannya berlebih, pengaruh yang tidak diinginkan bisa muncul.

Mesti diingat, wanita hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa. Seperti dikutip Ning, Sumastuti juga telah membuktikan mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bisa membahayakan kehamilan yang masih muda.

Yang tak kalah penting, pesan Ning, dalam menggunakan ramuan mahkota dewa kita dianjurkan menyugesti atau menyakinkan diri bahwa ramuan ini manjur, berdoa untuk kesembuhan kita, dan tetap mengunjungi dokter untuk mengetahui perkembangan kesehatan kita. (intisari)

Resep untuk Menjinakkan Kanker

Pada orang dewasa, untuk mengobati kanker (payudara atau rahim) yang tidak terlalu parah atau sekadar upaya pencegahan, cukup gunakan satu sendok makan ramuan instan yang diseduh dengan segelas air minum. Minum sehari dua kali, pagi dan sore hari.

Bila penyakitnya serius, perlu ramuan campuran teh racik mahkota dewa dan kunyit putih instan. Caranya, kita rebus satu sendok teh teh racik mahkota dewa dalam tiga gelas air hingga airnya tinggal setengahnya. Lalu, tambahkan satu sendok teh kunyit putih instan. Ramuan ini diminum tiga kali sehari.

Untuk penyakit yang sangat serius dosis ini dibuat dua kali lipat atau sampai satu sendok makan teh racik mahkota dewa. Pengobatan ini memerlukan waktu 3 - 6 bulan. Setelah pasien merasa sembuh ramuan tetap dikonsumsi dengan takaran dikurangi.

Mengendalikan diabetes

Untuk mencegah atau mengobati penyakit diabetes yang tidak terlalu serius diperlukan 3 - 5 potong teh racik mahkota dewa yang direbus dalam tiga gelas air bersama tiga lembar daun salam. Perebusan dilakukan hingga air tinggal setengahnya. Ramuan ini diminum tiga hari sampai seminggu sekali. Sedangkan untuk mengobati diabetes parah kita merebus dengan cara yang sama: sesendok teh racik mahkota dewa dan tiga lembar daun salam. Ramuan diminum tiga kali sehari.*

Tapi Anda tidak perlu Susah lagi Karna Produk Kami Telah siap Digunakan dan Insyaalah lang sung merasakan khasiat

TEH MAHKOTA DEWA PRODUK SALAMA NUSANTARA

DENGAN 3 KOMPOSISI

  1. TEH MAHKOTA DEWA
  2. TEH HIJAU
  3. BENALU TEH

SUDAH BANYAK ORANG MERASAKAN KHASIATNYA.
KENAPA MENUNGGU LAGI ...?

Anda Ingin Melihat Lebih Jelas SIlahkan Kunjungi situs Ini http://mahkotadewa.jogja.com/

Sabtu, November 17, 2007

Peluang Usaha
Bagi Anda yang ingin memasarkan Produk herba ini bisa menghubungi Kami ( Agen Resmi Pekanbaru ) Melalui Email : Syifa08@yahoo.co.id
Telp. (0761 ) 7799120
Alamat : Toko Buku ASY - SYIFA`
Jl. H.R. Soebrantas No. 102 ( Samping Riau Pos ) Sdm Barat Tampan Pekanbaru 28294


”Sungguh saya amat bersyukur karena hanya dalam waktu seminggu gula darah dan trigliserida saya benar-benar turun. Semua itu berkat pertolongan Tuhan dan kedisiplinan saya mengatur pola makan, berolahraga dan minum minuman Mahkota Dewa secara teratur”
- BUTET KERTARAJASA (Seniman, Yogyakarta)

Kembali ke alam (back to nature) adalah pilihan tepat mengantisipasi secara dini problem kesehatan kita. Secara empirik tidak diragukan lagi bahwa Teh Kesehatan Mahkota Dewa Produksi SALAMA NUSANTARA insya Allah dapat mencegah dan membantu menyembuhkan penyakit:

  1. Demam berdarah,
  2. Kanker, Liver,
  3. Darah tinggi/Stroke,
  4. Jantung,
  5. Kencing manis,
  6. Gagal ginjal,
  7. Lumpuh, K
  8. egemukan,
  9. Batuk,
  10. Sesak nafas,
  11. Radang,
  12. Keputihan,
  13. Haid tidak lancar,
  14. Rheumatik,
  15. Ambeien,
  16. Amandel,
  17. Asam urat
  18. Lemah syahwat.

Teh Mahkota Dewa SALAMA NUSANTARA diramu secara tradisional dengan komposisi:

- Buah Mahkota Dewa 70%
- Teh Hijau 20%
- Benalu Teh 10%

BEDA DENGAN YANG DIPASARAN


MAHKOTA DEWA
Mahkota Dewa (Phaleria Papuana), orang Jawa menyebutnya Maktuho Rojo atau Mahkota Dewo karena semula tanaman ini ditanam di dalam kerajaan. Diyakini oleh nenek moyang bahwa tanaman ini mampu menyembuhkan berbagai penyakit dan keyakinan itupun daat dibuktikan secara embpirik bahwa tanaman Mahkota Dewa benar-benar berkhasiat multiguna. Buah dan daun serta akarnya dapat mengobati penyakit-penyakit dalam dan luar. Tanaman perdu yang buahnya sebesar bola pingpong ini juka sudah masak berwarna merah, maka sebagian orang menyebutnya buah merah. Kandungan buah Mahkota Dewa menurut penelitian para ahli tanaman mengandung Antihistamin, Flavonoid, Saponon, Polifenol dan zat-zat lain yang mempunyai efek analgesi, anti bakteri dan menurunkan gula darah.

TEH HIJAU (Camelia Sinensis L)
Di negeri Cina, pohon teh merupakan tanaman tertua yang dipakai sebagai minuman kesehatan. Teh hijau berkhasiat memperkuat syaraf jantung, menurunkan kolesterol, kegemukan (obesitas). Teh hijau amat efektif berfungsi menurunkan berat badan karena over kolesterol. Teh hijau juga bermenormalkan kelainan-kelainan organ berkaitan dengan libido (sex). Dengan demikian bagi mereka yang mempunyai keluhan tentang sex sebaiknya secara aktif mengkonsumsi Teh Hijau.

BENALU TEH (Scurrula Cetropupurea)
Benalu Teh adalah pohon benalu yang tumbuh di pohon teh, menurut Prof. Sujiyo Pramono dari Fakultas Farmasi UGM, benalu secara umum mengandung obat, dan Benalu Teh terbukti berkhasiat melawan penyakit-penyakit kanker (payudara, rahim, kulit dan otak).

IZIN BALAI POM
TR. 053 151 771
IZIN USAHA SK MENKES RI NO. 448/3025/IV.2